Samsung Galaxy S5 |
Seiring dengan rilisnya Samsung Galaxy S5, sebagian penggemar gadget yang telah lama menanti kehadiran Galaxy S5 dibuat kecewa dengan gadget itu. Pasalnya, smartphone papan atas dari Samsung ini mengusung desain yang kurang lebih serupa dengan seri sebelumnya, Galaxy S4. Sehingga banyak yang kecewa dengan desain samsung yang "begitu-begitu" saja. Belum lagi body Galaxy S5 yang tidak terbalut cangkang metal seperti yang sempat dirumorkan sebelumnya, melainkan tetap dengan plastik karbonat. Namun, di balik bentuk yang mulai membosankan itu, Samsung sebenarnya telah menerapkan sejumlah perubahan besar dan menanamkan fitur-fitur baru.
Berbeda dengan Galaxy S4 yang terkesan gimmicky dengan fitur-fitur yang kegunaannya banyak dipertanyakan, rangkaian fitur pada Galaxy S5 lebih fungsional dan terkesan benar-benar bisa bermanfaat.
1. Mode hemat daya
Smartphone saat ini cenderung boros daya, tak terkecuali Galaxy S5. Dimana banyak yang menginginkan smartphone yang daya tahan battery nya lebih tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, Samsung menyertakan fitur baru yang cukup unik, yaitu ultra power saving mode. Mode ini bakal mengubah cara kerja ponsel secara ekstrim untuk menghemat daya sebanyak mungkin. Saking ekstrimnya, layar pun diubah menjadi hanya hitam putih. Selain menurunkan frekuensi kerja prosesor, ketika mode ini dipilih pengguna, Galaxy S5 juga akan me-nonaktifkan koneksi data, wifi, dan lain-lain yang bisa memboroskan baterai. Ketika berada dalam ultra power saving mode, pengguna masih bisa melakukan panggilan telepon dan mengirim SMS yang memang menjadi prioritas utama mode hemat daya ini.
"Jadi, kalau baterai sudah menipis, paling tidak pengguna masih bisa melakukan dua hal tersebut," ujar Product Marketing Manager Mobile Phone Business Samsung Indonesia Flegon Koen dalam acara media pre-briefing di Jakarta minggu lalu.
"Mode ini berguna untuk mereka yang harus senantiasa bisa dihubungi walaupun berada dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengisi baterai," lanjut Flegon lagi.
Penghematan data yang dihasilkan ultra-low power saving mode terbilang luar biasa, dengan asumsi kalkulasi daya yang dilakukan Galaxy S5 memang akurat. Ponsel ini menyebutkan perkiraan waktu aktif di kisaran "9 hari" ketika indikator baterai berada di angka 72 persen.
2. Selective Autofocus
Dengan keinginan untuk memanjakan konsumen yang mengedepankan camera pada ponsel, Samsung turut merombak kamera pada Galaxy S5. Smartphone ini memiliki sensor 16 megapixel yang turut dibekali phase detect autofocus dan kemampuan merekam gambar high-dynamic range (HDR) secara real time, baik untuk foto maupun video. Ada pula fasilitas image stabilization untuk meredam "goyangan". Namun, salah satu yang paling menarik mungkin adalah fitur selective focus yang memungkinkan pengguna memilih letak fokus pada salah satu area pada foto yang diambil.
Ketika terdapat dua obyek berbeda jarak dalam foto, misalnya, pengguna bisa menentukan apakah akan fokus pada obyek foreground atau background. Uniknya, pemilihan ini dilakukan setelah gambar diambil, bukan sebelumnya. Sehingga konsumen tidak perlu repot untuk mengatur ketika pengambilan gambar. Selective focus diaktifkan melalui sebuah icon yang tersedia di antarmuka kamera. Pengguna harus mempertahankan framing dengan tak bergerak selama beberapa detik selagi mengambil gambar dengan mode ini. Jeda waktu yang lumayan terasa itu terbayar dengan hasil akhir berupa efek depth-of-field sempit (background/ foreground buram) yang terlihat indah, miirp efek yang dihasilkan oleh kamera bersensor besar macam DSLR
Berbeda dengan Galaxy S4 yang terkesan gimmicky dengan fitur-fitur yang kegunaannya banyak dipertanyakan, rangkaian fitur pada Galaxy S5 lebih fungsional dan terkesan benar-benar bisa bermanfaat.
1. Mode hemat daya
Smartphone saat ini cenderung boros daya, tak terkecuali Galaxy S5. Dimana banyak yang menginginkan smartphone yang daya tahan battery nya lebih tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, Samsung menyertakan fitur baru yang cukup unik, yaitu ultra power saving mode. Mode ini bakal mengubah cara kerja ponsel secara ekstrim untuk menghemat daya sebanyak mungkin. Saking ekstrimnya, layar pun diubah menjadi hanya hitam putih. Selain menurunkan frekuensi kerja prosesor, ketika mode ini dipilih pengguna, Galaxy S5 juga akan me-nonaktifkan koneksi data, wifi, dan lain-lain yang bisa memboroskan baterai. Ketika berada dalam ultra power saving mode, pengguna masih bisa melakukan panggilan telepon dan mengirim SMS yang memang menjadi prioritas utama mode hemat daya ini.
"Jadi, kalau baterai sudah menipis, paling tidak pengguna masih bisa melakukan dua hal tersebut," ujar Product Marketing Manager Mobile Phone Business Samsung Indonesia Flegon Koen dalam acara media pre-briefing di Jakarta minggu lalu.
"Mode ini berguna untuk mereka yang harus senantiasa bisa dihubungi walaupun berada dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengisi baterai," lanjut Flegon lagi.
Penghematan data yang dihasilkan ultra-low power saving mode terbilang luar biasa, dengan asumsi kalkulasi daya yang dilakukan Galaxy S5 memang akurat. Ponsel ini menyebutkan perkiraan waktu aktif di kisaran "9 hari" ketika indikator baterai berada di angka 72 persen.
2. Selective Autofocus
Dengan keinginan untuk memanjakan konsumen yang mengedepankan camera pada ponsel, Samsung turut merombak kamera pada Galaxy S5. Smartphone ini memiliki sensor 16 megapixel yang turut dibekali phase detect autofocus dan kemampuan merekam gambar high-dynamic range (HDR) secara real time, baik untuk foto maupun video. Ada pula fasilitas image stabilization untuk meredam "goyangan". Namun, salah satu yang paling menarik mungkin adalah fitur selective focus yang memungkinkan pengguna memilih letak fokus pada salah satu area pada foto yang diambil.
Ketika terdapat dua obyek berbeda jarak dalam foto, misalnya, pengguna bisa menentukan apakah akan fokus pada obyek foreground atau background. Uniknya, pemilihan ini dilakukan setelah gambar diambil, bukan sebelumnya. Sehingga konsumen tidak perlu repot untuk mengatur ketika pengambilan gambar. Selective focus diaktifkan melalui sebuah icon yang tersedia di antarmuka kamera. Pengguna harus mempertahankan framing dengan tak bergerak selama beberapa detik selagi mengambil gambar dengan mode ini. Jeda waktu yang lumayan terasa itu terbayar dengan hasil akhir berupa efek depth-of-field sempit (background/ foreground buram) yang terlihat indah, miirp efek yang dihasilkan oleh kamera bersensor besar macam DSLR
No comments:
Post a Comment